Sinopsis
Buku Celah Etis dalam Kebaikan Publik mengupas secara kritis pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas oleh pemerintahan Prabowo-Gibran pada tahun 2024. Meskipun program ini digadang sebagai bentuk komitmen negara dalam menjamin hak kesehatan warga, buku ini mengungkap bahwa di balik wajah altruistik tersebut terdapat berbagai celah etis yang serius. Penulis menyoroti bahwa klaim “gratis” tidak selalu identik dengan keadilan, keterbukaan, atau efektivitas pelayanan publik. Berdasarkan studi teoritis dan data lapangan, buku ini memaparkan sejumlah isu kunci: ketimpangan distribusi layanan antara kota dan daerah terpencil, kesenjangan digital yang menghambat akses bagi lansia, kurangnya keterlibatan organisasi profesi dan masyarakat sipil, serta absennya sistem monitoring yang partisipatif. Program ini juga dikritisi karena cenderung menjadi alat pencitraan politik jangka pendek alih-alih solusi berkelanjutan. Dengan pendekatan multidisipliner yang menggabungkan teori etika, komunikasi publik, dan kebijakan kesehatan, buku ini menelaah implementasi CKG dari berbagai sisi: keadilan distributif ala Rawls, prinsip-prinsip etika pelayanan publik (seperti otonomi, tanggung jawab, dan non-maleficence), hingga kritik terhadap populisme kesehatan. Analisisnya mendalam dan menyeluruh, menjadikan buku ini tidak hanya sebagai kajian akademik, tetapi juga panggilan moral untuk membenahi praktik kebijakan publik di Indonesia. Akhirnya, buku ini menawarkan sejumlah rekomendasi konkret kepada pemerintah, tenaga kesehatan, LSM, dan masyarakat, agar program-program serupa di masa depan dapat dijalankan secara lebih etis, inklusif, dan berkeadilan. Melalui refleksi kritis dan data empiris, Celah Etis dalam Kebaikan Publik menjadi kontribusi penting dalam wacana tata kelola pelayanan kesehatan yang bermartabat dan berorientasi pada rakyat.